Sistem hidroponik flood and ebb memanfaatkan prinsip pasang surut cairan nutrisi. Media tanam dalam sistem hidroponik flood and ebb bukan tanah melainkan media yang tidak mengandung pupuk/nutrisi seperti :
- kerikil
- serbuk kayu
- hidroton
- Pasir
- Perlite
- arang sekam
Jadi tanaman yang cocok untuk sistem ini adalah tanaman
yang agak besar berbatang, yang kita makan buahnya seperti :
- cabe
- tomat
- timun
- Terong
walaupun tanaman berdaun dapat ditanam dalam sistem ini.
Cairan nutrisi dipompa keluar dari kolam penampungan nutrisi, membanjiri media tanam sampai sekitar permukaan media dan kembali lagi ke kolam penampungan nutrisi. Irigasi sistem begini kita sebut close loop atau recycle, karena cairan nutrisi yang sama dipakai berulang. frekwensi dan lamanya waktu membanjiri media tanam dalam 1 putaran irigasi sangat penting untuk keberhasilan sistem hidroponik flood and ebb. Setiap putaran irigasi harus memberikan air, nutrisi dan aerasi kepada akar tanaman yang memadai.
Jumlah minimum putaran irigasi dalam sehari ditentukan oleh :
- Jenis dan ukuran media, Jika medianya padat dan besar partikelnya tidak begitu dapat menyimpan air seperti kerikil, maka perlu irigasi lebih sering dibandingkan media yang partikelnya kecil yang banyak menyerap air seperti pasir.
- permukaan media, Jika permukaan medianya licin tidak begitu menyerap air, maka perlu irigasi lebih sering dibandingkan media yang permukaannya mudah menyerap air seperti serbuk kayu dan arang sekam.
- jenis tanaman, Untuk tanaman yang besar menghasilkan buah harus di irigasi lebih sering dibandingkan dengan tanaman kecil seperti sayuran selada. Karena tanaman besar memiliki permukaan daun yang lebih banyak sehingga mengakibatkan penguapan air yang lebih dibandingkan dengan permukaan tanaman kecil.
- ukuran tanaman, Jika tanaman makin besar, daun dan batang bertambah, otomatis kebutuhan irigasi meningkat.
- cuaca. Pada saat udara panas, terjadi penguapan yang lebih banyak membuat kebutuhan irigasi bertambah.
- lokasi, Didaerah lokasi kebun yang panas dan kering seperti NTB membutuhkan irigasi yang lebih sering dibandingkan dengan daerah bogor.
Sebagian besar tanaman membutuhkan irigasi sebanyak 3 sampai 4 kali dalam sehari. Musim panas atau daerah kering dan panas kadang perlu irigasi setiap jam selama siang hari. Malam hari tidak perlu dilakukan irigasi.
Kecepatan pasang dan surut cairan nutrisi menentukan aerasi pada akar tanaman. Akar membutuhkan oksigen untuk bernafas, dimana akan memberi tenaga/energi yang dibutuhkan untuk mengisap air dan ion nutrisi untuk diantar ke batang dan daun. Kurangnya oksigen pada akar tanaman akan menghambat pertumbuhan tanaman, yang akan mengakibatkan kurangnya hasil panen. Karena itu kecepatan surut cairan nutrisi sangat penting, kita tidak ingin akar tanaman terendam terlalu lama sehingga mengakibatkan kematian tanaman.
Tinggi cairan nutrisi pada saat membanjiri media tanam jangan melebihi permukaan tanaman. Kita ingin permukaan media tetap kering, hal ini untuk menghidari bertumbuhnya lumut pada permukaan media tanam.